Saat ini umat Islam begitu bersemangat ketika merayakan tahun baru Masehi, tiap malam akhir tahun pastilah diselenggarakan pesta-pesta dan pertunjukan yang begitu mewah dan gemerlap, namun apa yang terjadi ketika tahun baru agamanya (hijriyah)?. Di kampus kami, kemarin pada tanggal hari Senin 22 Januari 2007 diselenggarakan peringatan Tahun Baru Hijriyah, dalam acara tersebut diisi pula orasi ilmiah oleh Ketua MPR-RI Bapak DR. H. Hidayat Nur Wahid, MA. Dalam pembukaan acara, Bapak Rektor UNISSULA menyampaikan sambutan yang secara garis besar berisi tentang bagaimana terbentuknya kalender hijriah, kalender hijriah yang dulu sempat menjadi penanggalan yang resmi digunakan di seluruh dunia, perang peradaban yang terjadi,yang membuat umat Islam sedikit demi sedikit mulai meninggalkan perdabannya sendiri, yang membuat umat Islam saat ini kebanyakan hanya menjadi followers, bukan menjadi leaders.
Dalam acara tersebut kebetulan kami ditugaskan untuk membuat konten visualisasi video yang ditampilkan dalam acara tersebut. Dalam video pertama, yaitu tentang “Membudayakan Penggunaan Kalender Hijriyah”, yang video-nya disertakan dalam posting ini, kami mewawancarai para ahli falaq. Beliau bercerita bahwa tahun Jawa yang saat ini dianut oleh sebagian besar masyarakat Jawa sebenarnya sudah Islami. Yang memprakarsai perubahan dari tahun Saka ke tahun Jawa Islam adalah raja mataram Islam bernama Sultan Agung, yang namanya diabadikan menjadi nama universitas dan yayasan pendidikan kami. Terdapat statement yang sangat menarik seputar tanggal proklamasi kemerdekaan negara kita, yang di tahun Masehi itu jatuh pada tanggal 17 Agustus, namun tidak ada yang merayakan hari bersejarah tersebut dengan menggunakan kalender Hijriyah, yang kebetulan jatuh pada tanggal 9 Ramadhan. Seharusnya perayaan hari kemerdekaan kita lakukan pada bulan puasa… bagaimana menurut Anda? [The Indiebrainer]
Komentar Baru