Arsip Tag: high order thinking

Menggagas Penerapan Strategi PBL (Project Based Learning) untuk Bidang Studi Teknik Informatika


pbl-1

Mahasiswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil

Sebagai seorang dosen Teknik Informatika, dalam hati kecil saya merasakan keprihatinan terhadap kualitas lulusan yang telah dihasilkan. Ternyata, banyak dari mereka ketika baru saja lulus, merasa bahwa masih nol dalam aplikasi di dunia nyata, merasa sulit untuk bekerja mandiri menemukan solusi-solusi memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja. Sebagai pengelola institusi pendidikan tentu saja harus mulai berfikir, apakah selama ini cara penyampaian dan konten materi pembelajaran serta kurikulumnya telah mampu mengantar mereka menjadi lulusan yang diharapkan? Kalau belum, maka dimanakah letak kelemahannya dan apa solusi yang harus dilakukan untuk mengantar mereka sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Penataan ulang atau mengupdate kurikulum agar sesuai dengan kemajuan jaman dan kebutuhan dunia kerja merupakan kebutuhan mutlak. Peningkatan kapasitas tenaga pengajar dengan berbagai kemampuan tentang seni mengajar orang dewasa (andragogi) sangat dibutuhkan. Namun demikian untuk membuat sebuah perubahan pada sesuatu yang telah lama mengakar bukan perkara yang mudah. Banyak para staf pengajar yang kurang update dari sisi keilmuan, belum lagi fondasi pedagogis dan andragogi mereka juga kurang terasah, terkesan masih sangat dominan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru serta kurang mengoptimalkan potensi yang dimiliki peserta didik.

Tulisan ini mungkin bukan kali pertama yang mencoba untuk mengangkat pendekatan PBL (Project Based Learning) dalam bidang studi keteknikan namun saya hanya mencoba untuk mengangkat kembali ide/pemikiran ini dengan cara yang lebih simpel dan barangkali saja dapat membantu para pengelola institusi pendidikan serta para pendidik yang sudah mulai berfikir kearah kualitas pendidikan.

Baca lebih lanjut

Lomba Desain Pembelajaran Aktif dengan Satu Komputer di Kelas


Merupakan sebuah tantangan untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memanfaatkan jumlah perangkat komputer yang terbatas untuk dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas. Namun tantangan tersebut ternyata telah dijawab oleh guru-guru binaan DBE2 USAID Jawa Tengah. Dalam lomba ini mereka menunjukkan bahwa mereka berusaha mengalahkan keterbatasan yang ada, meskipun dengan satu buah komputer, mereka mencoba mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran aktif

Pada tanggal 20-22 Agustus 2008 yang lalu berlangsung Lomba desain pembelajaran aktif dengan satu komputer, yang merupakan follow up dari materi DALI (Developing Active Learning using ICT) yang telah diperoleh sebelumnya. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Ciputra, Semarang ini dijadikan sebagai sarana kompetisi supaya setiap peserta dapat melakukan kreativitas semaksimal mungkin, dengan memperebutkan piala dari Provincial Coordinator DBE2 USAID Jawa Tengah. Dalam kegiatan ini setiap peserta dikelompokan berdasarkan gugus, dimana terdapat 10 gugus. Berikutnya masing-masing kelompok tersebut mendesain satu model pembelajaran aktif dengan satu komputer, ya hanya menggunakan satu komputer. Mereka merancang pembelajaran, membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), mendownload literatur bacaan di bse.depdiknas.go.id, menyiapkan Lembar Kerja (LK), menyiapkan presentasi, dll.

Di hari berikutnya, para peserta mensimulasikan pembelajaran dalam kegiatan microteaching. Dimana dari setiap kelompok, salah satu menjadi guru yang akan memperagakan model pembelajaran yang telah dirancang, peserta yang lain bertindak sebagai murid. Karena peserta terdiri dari 10 gugus, lomba ini dibagi menjadi dua babak, penyisihan dan final. Babak penyisihan diadakan di dua kelas, A dan B. Setelah diadakan pengundian, kelas A terdiri dari; Gugus Pratiwi Sudarmono, Gugus Diponegoro, Gugus Raden Mas Said, Gugus Sukun, dan Gugus Nusa Indah. Sedangkan kelas B terdiri dari 5 gugus juga yakni; Gugus Dwijo Utomo, Gugus Gajah Mada, Gugus Gatotkaca, Gugus Kartini, dan Gugus Ki Hajar Dewantara.

Masing-masing kelas akan diambil 2 peserta terbaik untuk maju ke babak final. Hasil penilaian dari juri memutuskan bahwa yang maju ke babak final adalah Gugus Pratiwi Sudarmono dan Gugus Nusa Indah dari Kelas A. Sedangkan kelas B diwakili oleh Gugus Gajah Mada dan Gugus Kartini.

Pada babak final ini, peserta digabung menjadi satu kelas. Urutan peserta yang maju ke babak final diundi lagi secara acak, dan urutannya adalah sebagai berikut: (1) Gugus Pratiwi Sudarmono, Tahunan, Jepara; (2) Gugus Kartini, Jatipuro, Karanganyar; (3) Gugus Gajah Mada, Nalumsari, Jepara dan (4) Gugus Nusa Indah, Klaten Utara, Klaten

Tampil sebagai juara I adalah Gugus Gajah Mada, disusul Gugus Pratiwi Sudarmono dan Gugus Nusa Indah masing-masing sebagai juara II dan III.

Selamat, semoga ini menjadi pemicu untuk berkarya lebih baik lagi!