Arsip Bulanan: Februari 2010

Camcorder Mata Produksi, Tutorial Gratis Teknik Pengambilan Gambar (Shooting) untuk Produksi Video


Setelah The Indiebrainer mempublikasikan sebuah buku elektronik (e-book) gratis berjudul “Panduan Guru Membuat Video Pembelajaran, Camera Mata Produksi” sekarang giliran buku tersebut dikembangkan menjadi tutorial multimedia berformat video. Video yang dibuat oleh program DBE2-USAID bekerjasama dengan Universitas Terbuka (UT) ini dipublikasikan memanfaatkan layanan video hosting gratis YouTube. Video ini dibuat oleh Winastwan Gora sebagai penulis skenario, Dr. Arief Sukadi Sadiman, M.Sc sebagai penelaah media, serta Donny Harsyabudi sebagai Sutradara.

Baca lebih lanjut

Menikmati Sajian M-Learning Ala M-Edukasi.Net


Tampilan Portal M-Edukasi.Net dalam Layar Handphone

M-Learning atau Mobile Learning atau pembelajaran yang memanfaatkan piranti mobile (handphone, laptop, PDA, dll) memang cenderung baru di Indonesia. Setidaknya sudah ada beberapa pihak yang telah mengembangkan hal ini sebagai inovasi dalam pembelajaran, sebut saja P4TK Matematika dengan berbagai aplikasi mobile untuk pembelajaran matematikanya. Beberapa lagi mungkin belum banyak terdengar di publik karena masih dalam taraf penelitian dan pengembangan.

Nah, saat ini telah hadir satu lagi karya inovatif anak bangsa, sebuah karya M-Learning dari Balai Pengembangan Multimedia Pustekkom Depdiknas yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah. Institusi ini mengembangkan M-Learning dengan spesifik pada pengembangan konten bahan ajar pembelajaran multimedia berbasis Flash Lite, sebuah platform pengembangan aplikasi mobile berbasis Adobe Flash. Meski platform aplikasi Flash Lite belum begitu marak, karena tidak semua handphone dilengkapi dengan fitur ini, namun sebagai langkah inovatif, sumbangsih dan usaha ini perlu diacungi jempol.

Baca lebih lanjut

Penggunaan Teknologi VS Integrasi Teknologi


Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kelas

Pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia seringkali hanya digunakan untuk membantu kegiatan administrasi di sekolah saja, tak ubahnya menggantikan mesin ketik konvensional. Bahkan banyak pula sekolah-sekolah maju, yang memiliki laboratorium komputer dengan jumlah komputer yang memadai, hanya memanfaatkan perangkat TIK yang ada untuk mengajarkan keterampilan teknologi informasi saja seperti pelatihan Internet, perangkat perkantoran kepada para siswanya, tak ubahnya seperti kelas kursus komputer pada umumnya.

Seharusnya perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di ruang kelas dengan cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum yang ada. Penggunaan teknologi berbeda dengan maksud dari Integrasi Teknologi. Kegiatan mengajarkan penggunaan teknologi seperti kegiatan diatas, sangat berbeda dengan kegiatan Integrasi Teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Integrasi teknologi adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara umum dalam pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan teknologi. Secara umum, kurikulumlah yang mengendalikan penggunaan teknologi bukan sebaliknya (Edutopia, 2008).

The International Society for Technology in Education (ISTE) telah membuat standar teknologi untuk siswa, guru dan pengelola kelas dasar (K-12) di Amerika. ISTE, merupakan pemimpin dalam membantu guru-guru disana menjadi pengguna teknologi yang efektif, mereka berpendapat bahwa “Integrasi kurikulum dengan pemanfaatan teknologi melibatkan infusi dari teknologi sebagai perangkat untuk meningkatkan pembelajaran dalam sebuah wilayah konten atau dalam setting multi-disiplin… Integrasi teknologi yang efektif akan tercapai ketika siswa mampu untuk memilih perangkat teknologi untuk membantu mereka memperoleh informasi dengan cara yang tepat, melakukan analisa dan sintesa informasi, serta menyajikannya secara profesional“. Teknologi harus menjadi sebuah bagian integral dari fungsi kelas seperti perangkat pengajaran lain yang mudah untuk diakses. Fokusnya adalah pada setiap pelajaran, bukan teknologinya (NETS, 2008).

Konstruktivisme merupakan komponen terpenting dari integrasi teknologi. Konstruktivisme merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seorang belajar, yaitu menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia sekitarnya melalui pengenalan terhadap benda-benda di sekitarnya yang direfleksikan melalui pengalamannya (Piaget, 1967). Untuk mengimplementasikan konstruktifisme di dalam kelas, guru harus berkeyakinan bahwa peserta didik ketika datang ke kelas otaknya tidak kosong dengan pengetahuan. Mereka datang kedalam situasi belajar dengan pengetahuan, gagasan, dan pemahaman yang sudah ada dalam pikiran mereka. Jika sesuai, pengetahuan awal inilah yang merupakan materi dasar untuk pengetahuan baru yang akan mereka kembangkan.

Baca lebih lanjut

Inovasi Telkom dengan Sistem Informasi Sekolah Berkonsep SaaS


Kali ini, Telkom sebagai penyedia jasa layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia menghadirkan sebuah inovasi baru untuk kalangan pendidikan. Inovasi terbaru tersebut  bernama SIAP Online. SIAP Online hadir memadukan beragam sistem dan aplikasi online yang dibutuhkan oleh sekolah, guru, siswa, dan orangtua/wali siswa dengan instan dan tidak merepotkan. SIAP Online mampu mengelola data dan informasi pendidikan dengan lebih cepat, mudah, akurat, terpadu dan berkesinambungan dari mulai tingkat sekolah, dinas pendidikan kota, kabupaten, propinsi hingga pusat (depdiknas). Semua kemampuan yang tersedia sangatlah terjangkau, berbiaya investasi rendah dengan nilai manfaat sangat tinggi.

Hal ini dimungkinkan karena layanan yang disediakan berkonsep SAAS (Software As A Service) dimana pengguna tidak perlu lagi menyediakan dan memiliki server sendiri, tidak perlu melakukan instalasi software, sehingga terbebas dari biaya perawatan hardware dan software. Karena dihosting oleh Telkom, sekolah cukup menyediakan koneksi Internet untuk mengakses aplikasi berbasis web ini. Kelebihan lainnya adalah jumlah pengguna yang tidak dibatasi.

Baca lebih lanjut