Cara Praktisi IT Menjadi Relawan Gempa Jogja

“Tepat sejak terjadinya gempa tanggal 27 Mei 2006 di DIY dan sekitarnya, Radio Sonora 97,4 FM selama 24 jam penuh menyiarkan perkembangan gempa dari berbagai sumber dan menampung informasi dari masyarakat melalui telepon on-air, SMS, dan fax. Didukung sepenuhnya oleh beberapa mahasiswa Universitas Gadjah Mada, dengan Sonora Jogja Media Center ini diharapkan informasi-informasi tersebut dapat diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas, untuk membantu para korban juga membangun kembali daerah-daerah yang hancur akibat gempa tersebut.”

Saat gempa beberapa waktu yang lalu banyak pihak berbondong-bondong mengabdikan dirinya menjadi relawan. Nah, saat itu pula para praktisi IT juga ikut menyumbangkan tenaga dan pikirannya sebagai “relawan IT”. Kebetulan pada waktu gempa, Radio Sonora-lah yang paling dinantikan informasi terbarunya, berawal dari itulah maka rekan-rekan di Magister Teknologi Informasi (MTI) UGM, Jogja berkeinginan untuk meng-online-kan berita yang ada ke dunia maya. Mas Ari yang mencetuskan ide ini pada mulanya, kemudian disambut positif oleh rekan-rekan MTI, Teknik Elektro dan FMIPA UGM. Hasilnya, mereka sepakat untuk membuat sebuah situs dinamis yang berisi informasi terbaru seputar gempa dan letusan gunung merapi, mungkin tidak itu saja nantinya.

Foto Wedhus Gembel

Wedhus Gembel yang ini bukanlah salah satu jenis kambing yang biasa kita lihat, melainkan fenomena awan panas dari Gunung Merapi, yang oleh masyarakat sekitar sering disebut dengan Wedhus Gembel. Salah seorang rekan wartawan berhasil mengabadikan fenomena ini beberapa waktu yang lalu lewat beberapa jepretan fotonya. Gambar-gambar ini diambil dari objek wisata Kaliurang, yaitu tempat dimana para wisatawan biasa menikmati pemandangan luncuran lava gunung ini. Foto-foto ini diambil pada saat sebelum terjadinya gempa di Jogjakarta beberapa waktu yang lalu. Klik disini untuk melihat koleksi foto Wedhus Gembel

Membandingkan Layanan Video Hosting, Google Video dan YouTube.Com

Saat ini di Internet sedang heboh-hebohnya layanan video hosting, salah “dua” nya 🙂 adalah Google Video dan YouTube. Kedua layanan ini menyediakan penyimpanan gratis untuk koleksi video Anda di Internet. Kami mencoba dua layanan ini untuk membandingkan mana yang lebih bagus diantara keduanya. Pertama untuk masalah kapasitas, kedua layanan ini tidak membatasi kapasitas file video yang akan tersimpan dalam akun penyimpanan kita. Kedua, masalah program uploader, Google Video menyediakan program uploader khusus yang harus terinstall dalam komputer kita, program uploader tersebut tersedia untuk berbagai sistem operasi diantaranya windows, linux dan macintosh. Sedangkan YouTube.Com menyediakan fasilitas uploader dalam web, artinya kita dapat melakukan upload video lewat web.

Salah Kaprah yang Berdampak di Kemudian Hari

Tempo hari saya berbincang-bincang dengan rekan dosen Teknik Elektro, Hud Munawar. Bincang-bincang ringan tersebut seputar salah kaprah yang telah menjadi sebuah hal yang biasa di masyarakat kita. Dalam perbincangan tersebut beliau menyoroti mengapa di dalam bus kota terdapat banyak stiker bertuliskan “Hati-Hati Awas Copet” atau “Simpanlah Barang di Tempat yang Aman, karena Banyak Copet Berkeliaran“. Mengapa dalam tulisan tersebut berkesan bahwa kita sebagai “calon korban” yang diperingatkan, bukannya si pencopet sebagai pelaku yang diperingatkan… Kesan kita mengapa pihak yang tidak bersalah seperti kita yang diperingatkan? Bukankah peringatan dikhususkan untuk pihak yang bersalah?